kesaksian dunia

menagapa disaat dunia semakin berkembang masih saja ada teriakkan di sudut hati.
berteriak "wahai orang kaya lihatlah kami disini, tak kau habiskan sarapanmu sepotong roti dengan selai coklat di tambah susu hangat
dan juice jeruk yang menyegarkan, sedangkan kami disini hanya mengais makanan dari sisa sampah semalam"
lalu ada apa dengan mereka manusia berpakaian stelan jas mahal berlabel jutaan di ruang AC dengan segala kemewahan namun hanya
memupuk segala dengki dan mengisi hati dengan nafsu, tidakkah mereka melihat di bawah mereka anak-anak yang seharusnya menikmati masa kecil mereka
namun harus berjuang bersama peluh dan panas ibu kota hanya demi gemericik uang receh, adakah tanya di hati mereka??

di dalam masa serba sulit ini, di dalam ketenangan yang beku dan tegang seolah bisa meledak kapan saja.seorang anak bermain dengan obat-obtan terlarang
dan ia bertanya kepada sahabatnya" kemana kita akan pergi?" dan sahabatnya menjawab " kemana saja yang kita mau, asal tidak berfikir tuk kembali kerumah bertemu dengan orang tua kita!"

adakah yang mampu menjelaskannya dimana Uang menjadi topi bagi kepala mereka yang berisi jerami, dimana reaktor nuklir menjadi tempat ibadah mereka dan kekuasaan mengabaikan kebenaran

Apakah guna pendidikan bila hanya akan membuat seorang menjadi asing di tengah kenyataan persoalah kehidupan yang asing?
Apakah guna pendidikan bila hanya mendorong seseorang menjadi layang-layang ibu kota
kikuk pulang ke daerahnya?
Apakah guna seseorang belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran, atau apa saja bila pada akhirnya
ketiak ia pulang kedaerahnya, lalu berkata " disini aku merasa asing dan sepi!"

matahari menyala bumi menjadi kering
alam protes dengan kemarau panjang
hidup muram tanpa sebuah pilihan
selalu lapar
selalu merasa terancam

apaka ini gambaran kesejahteraan dari bangsa yang mulia?

0 katakata:

Copyright © 2008 - paradigma - is proudly powered by Blogger
Blogger Template