mulut ku kaku
hatiku ingin menjerit
teriak dalam sukma
yang terindah meneteskan air matanya di hadapku
saat hatinya terusik dan aku hanya diam
mendengarkan segala peluhnya
dan aku menangis melihat mu tersiksa
tapi tak pernah bisa ku ingkari bahwa
aku tak dapat melakukan apa apa
saat melihat linangan air mata dari seorang hawa
dan aku masih diam
namun jika kau seorang hawa yang membutuhkan pundak tuk bersandar
aku tak kan pernah diam
untuk seorang hawa
seperti layaknya bulan di hening malam
bersama segala kekuatan dalam diri
aku kan selalu menuntun dan menemani melangkah
hingga ujung waktu ku
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 katakata:
Post a Comment