tak pernah pohon mencari akar dan melupakan dedaunan
memusuhi cahaya seperti sebongkah doa yang melata di seputar altar
menunggu jiwa-jiwa terbang meratap
kau dapatkan pintu-pintu tertutup rapat
tanpa sedikitpun menghiraukan jeritan
hanya sunyi yang melambai
katamu terus memburu
mengubah bunga-bunga menjadi senyawa ajaib
dunia bagaikan dunia baru
melayang tanpa kepastian
dalam nasib darah menjelma
mengalir bayangan dalam bingkai waktu
dan kaupun terus berjudi dengan khayalmu
jika bencana telah usai
pertempuran sebenarnya baru dimulai
agar tetap tegar dan waspada bersama pertapa
aku memilih fajar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 katakata:
Post a Comment